Rabu, 01 April 2009

MOBIL BUPATI TERJEBAK LUMPUR



Medan yang berat dan terjal, bukan halangan bagi Bupati H Aang Hamid Suganda untuk meninjau daerahnya. Kemarin selasa (31/3), bupati yang didampingi Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Drs H Kamil Ganda Permadi MM dan Kabag Humas Yudi Nugraha MPd, meninjau jalan-jalan di Kecamatan Cilebak.

Memasuki Kecamatan Cilebak, jalan terjal sudah sangat terasa. Jalan berbatu dengan medan berbukit membuat pengemudi ekstra waspada dalam mengendarai mobilnya. Mereka terus merayap secara pelan-pelan. Pemandangan hutan di kanan kiri jalan membuat suasana menjadi cukup menyeramkan. Ditanjakan serta belokan yang tajam sesekali terdengar gas mobil yang digeber. Sedikit saja sopir lengah, alamat akan masuk jurang yang cukup dalam. Apalagi jalan dalam kondisi becek pasca diguyur hujan semalam.

Di sepanjang jalan, hampir semua penumpang was-was dan cemas. Kecemasan mereka pun nyaris terbukti petaka. Di jalan poros Desa Patala, tepatnya dibelokan tajam yang kondisinya menanjak di Blok Kayumanis, mobil Troper E 111 Y yang bergerak paling depan terdengar suara gasnya mengeras. Kedua ban mobil belakangnya berputar keras di tempat karena terjebak jalan berlumpur.

Beberapa warga yang kebetulan lewat jalan itu segera memberikan pertolongan, termasuk aparat Desa Patala dan aparat Kecamatan Cilebak. Karena jauh dari pemukiman, warga hanya menggunakan alat seadanya seperti menutup jalan dengan hampas gabah kering. Usaha warga pun sia-sia. Akibatnya, selama satu jam lebih rombongan bupati terjebak di jalan tikungan tersebut.

Namun berkat usaha sopir bupati, mobil E 1 Y akhirnya bisa lolos dari jebakan dan berhasil naik. Disusul kemudian mobdin Walpri. Namun nahas bagi mobdin Troper tahun 1989 itu. Berbagai usaha untuk mengeluarkan mobil tersebut dari tikungan berlumpur itu tetap sia-sia. Karena memakan waktu lama, akhirnya mobdin Troper ditinggalkan di TKP. Sedangkan rombongan Bupati Aang dan Walpri melanjutkan perjalanan ke tempat relokasi rumah warga di Desa Patala. "Ini perjalanan luar biasa, demikian dikatakan Bupati kuningan kepada kuningannews, kemarin (31/3).

Menurut keterangan, Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan, Drs H Kamil Ganda Permadi MM mengakui jalan tersebut memang sudah sangat rusak. Atas perintah bupati, pihaknya akan mengkoordinasikan kondisi ini ke Dinas PU Bina Marga, agar jalan-jalan rusak parah di Desa Patala segera mendapat penanganan. selain itu, pihaknya juga akan melakukan komunikasi dengan Dinas Kehutanan. Kaitannya dengan dinas itu karena banyaknya angkutan kayu yang melewati jalan-jalan tersebut. Dijelaskan pula, tonase angkutan kayu begitu besar sehingga jalan-jalan di jalur Desa Patala dan sekitarnya terus bertambah parah.(rdr)



--==oOo==--


PEMKAB TUNDA PENYALURAN BLT



Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) yang sedianya akan dilaksanakan tanggal 7 April, ditunda oleh pemerintah. Pasalnya, tanggal itu sangat dekat dengan pelaksanakan pileg yang dikhawatirkan bakal terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Itu terkuak dalam acara sosialisasi penyaluran BLT kepada para camat di aula Setda, selasakemarin (31/3).

Dalam rapat yang dipimpin oleh Sekda Drs H Djamaludin Noer MM dan dihadiri oleh Kepala Kantor Pos Kuningan, Arifin Syam tersebut, diinformasikan bahwa penyaluran akan dilaksanakan pasca pileg. Namun, mengenai kepastian waktunya masih belum ditentukan.

Kabag Perekonomian Setda H Suradja SE menyebutkan, alokasi BLT yang akan disalurkan pasca pileg nanti sebanyak 84.314 RTS. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, terdapat penurunan jumlah sebanyak 32 RTS. Penurunan tersebut disebabkan adanya RTS yang meninggal, pindah rumah, ataupun tidak layak mendapatkan BLT.

Lebih lanjut dikatakan, Jumlah BLT yang akan diberikan hanya sebesar Rp200 ribu untuk dua bulan saja yakni Januari dan Februari. Untuk bisa mendapatkannya, RTS (rumah tangga sasaran) atau penerima BLT harus menunjukkan KIP 2008. Kalaupun ternyata KIP tersebut tidak ada, maka RTS harus menunjukkan KTP. Kalau tetap tidak ada juga maka harus memperlihatkan surat keterangan dari desa.

Ditanya alasan penundaan, Kabag Perekonomian Setda H Suradja SE menyatakan, bahwa saat ini baru memasuki tahap sosialisasi di tingkat kabupaten. Setelah itu baru sosialisasi tingkat kecamatan dan desa yang sudah barang tentu membutuhkan waktu. Sehingga diperkirakan pasca pileg, penyaluran BLT baru bisa dilaksanakan.(rdr)



--==oOo==--


FOGGING BAKAL DIGRATISKAN



Munculnya sejumlah kasus serangan demam berdarah dengue (DBD) di beberapa kecamatan, membuat Kepala Dinas Kesehatan drg H Kadaryanto MM MARs menemui Bupati H Aang Hamid Suganda. Setelah berkoordinasi, bupati mengeluarkan kebijakan untuk menggratiskan pelaksanaan foging tanpa harus memungut kepada masyarakat.

Hasil dari pertemuannya dengan bupati, Kepala Dinas Kesehatan drg H Kadaryanto MM MARs (31/3), dana yang akan digunakan untuk foging atau pengasapan diambil dari dana bencana. Setelah bupati mengintruksikan, pihaknya langsung mengeluarkan surat edaran terkait hal itu yang disampaikan kepada seluruh camat.

Kendati begitu, seperti yang tertuang dalam surat, penggratisan fogging harus memenuhi beberapa ketentuan. Di antaranya, adanya kasus suspect DBD yang dilaporkan oleh puskesmas ke Dinas Kesehatan. Kemudian dilakukan penyelidikan epideminologi (PE) oleh petugas puskesmas setempat.

Lebih lanjut dijelaskan, Selain itu juga adanya laporan solidaritas dari rumah sakit tempat pasien suspect DBD dirawat ke dinas kesehatan. Kemudian juga adanya peningkatan kasus suspect DBD di desa/kelurahan setempat pasien dirawat, dan ditemukannya jentik nyamuk berdasarkan hasil pemeriksaan PJB (pemantauan jentik berkala) oleh petugas puskesmas setempat.

Ditegaskan, ketentuan itu sangat penting guna mewujudkan pelaksanaan program yang efektif dan efisien. Sebab fogging merupakan salahsatu langkah tindakan saja dalam pencegahan kasus DBD. Sedangkan tindakan yang paling efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang menuntut adanya keinginan bersama. Selain itu juga abatesasi dan promosi prilaku hidup sehat.

Menurut Kadaryanto juga , di Kuningan terdapat delapan kecamatan yang dinyatakan sebagai daerah endemis. Delapan kecamatan itu di antaranya Kuningan, Cigugur, Jalaksana, Kramatmulya, Ciawigebang, Garawangi, Mandirancan dan Ciwaru. Disebut sebagai daerah endemis, dikarenakan dalam setiap tahunnya selalu ada kasus DBD positif.

Sementara itu, berdasarkan data yang ada di instansi itu terdapat lebih dari 100 kasus suspect DBD sejak Januari lalu. Secara berurutan, 64 kasus pada bulan Januari, 62 kasus pada bulan Februari dan 24 kasus pada bulan Maret. Sedangkan yang positif, hanya sekitar 20 persen saja dari total suspect. Seperti contoh belum lama ini, dari 30 filter penderita bulan Januari yang dikirim ke Labkesda Bandung, hanya 6 saja yang dinyatakan positif. Lainnya terserang virus lain yang mirip dengan DBD. (rdr)


--==oOo==--


PEMUKIMAN DI DUA KECAMATAN TERANCAM




Insiden maut jebolnya Situ Gintung, Cireundeuh, Tangerang, Provinsi Banten menjadi cerminan serius Bupati H Aang Hamid Suganda. Bupati tidak mau kejadian itu terjadi di Kabupaten Kuningan.

Keberadaan bendungan Waduk Darma yang difungsikan dengan jembatan lintasan kendaraan, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi orang nomor satu di Kota Kuda ini.

Apalagi jembatan yang dibangun tahun 1955 itu sudah berada dalam kemiringan yang cukup mengkhawatirkan. Karena kondisi itu, bupati kembali melakukan peninjauan dan pengamatan lebih serius ke lokasi selasa kemarin (31/3).

Bupati menyatakan, bendungan Waduk Darma memang perlu secepatnya diperhatikan. Namun, sebelum kejadian Situ Gintung di Cirendeu, Tangerang dan instruksi Presiden soal pendeteksian bendungan besar seluruh Indonesia, Pemkab Kuningan sudah terlebih dulu mendesak Pemprov Jawa Barat untuk membuat jalan lingkar Darma sejak tahun 2005.

Menurut bupati Aang, kondisi jembatan dan bendungan Waduk Darma sudah terlalu tua, karena dibangun sekitar tahun 1955 dengan tingkat ketebalan hanya 20 meter. Sehingga perlu secepatnya mendapat rehabilitasi. Lagipula, pendangkalan Waduknya sudah melampaui batas.

Dikatakan, jika bendungan Waduk Darma jebol, bahayanya bisa berpuluh kali lipat ketimbang Situ Gintung Tangerang. Sebab kapasitas air Waduk Darma mencapai 38 juta m3 dengan luas mencapai 400 hektare. Air tenangnya bisa berubah menjadi air bah yang bisa menghantam pemukiman di Kecamatan Nusaherang dan Kecamatan Kadugede. Sedangkan Situ Gintung hanya memiliki kapasitas air 2 juta m3 dengan luas 21 hektare.

Namun begitu, masyarakat jangan khawatir. Kita sudah membuat jalan lingkar baru serta jembatannya dengan anggaran total sekitar Rp20 miliar. Insya Allah tahun ini bisarampung.

Jika jalan lingkar sudah rampung, pihaknya berencana akan mengosongkan jembatan yang sekaligus digunakan sebagai bendungan Waduk Darma. Pihaknya tidak akan memperbolehkan kendaraan lewat jembatan tersebut. Apalagi kendaraan bertonase berat seperti bus, truk dan tronton. Hal itu agar bendungan Waduk Darma menjadi aman dan nyaman bagi wisatawan.(rdr)


--==oOo==--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar