Senin, 30 Maret 2009

TERAPKAN TENDER TERBUKA LEWAT LPSE



Era reformasi dan globalisasi menuntut semua sektor untuk bekerja lebih cepat, efektif, dan transparan, tak terkecuali pemerintahan. Menyikapi kondisi itu, Bagian Perlengkapan Setda Kuningan membuat terobosan dalam hal pengadaan barang dan jasa pada tahun anggaran 2009. Terobosan yang belum dilakukan komponen pemerintahan lainnya itu berupa penerapan e-procurement atau layanan pengadaan secara elektronik (LPSE). Bagian Perlengkapan sendiri menangani empat paket proyek pengadaan, yakni pengadaan kendaraan, aspal, dan dua paket pengadaan semen.

Kabag Perlengkapan Setda Drs Dian Rahmat Yanuar MSi menjelaskan, untuk Kabupaten Kuningan proses pengadaan secara online memang baru dilakukan oleh Bagian Perlengkapan. Kelebihan penerapan LPSE itu adalah semakin meningkatnya efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, transparansi, adil, dan non diskriminatif. Kemudian juga terbuka, suasana persaingan yang sehat, serta adanya jaminan keamanan data.

Menurut Drs Dian Rahmat Yanuar MSi, penerapan LPSE di Bagian Perlengkapan akan menghilangkan tudingan miring masyarakat maupun pelaku bisnis akan adanya permainan dalam suatu kegiatan proyek. Penerapan itu juga merupakan perwujudan dari goodwill Pemkab Kuningan yang ingin menciptakan pemerintahan yang bersih, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena dengan sistem LPSE, masyarakat bisa memantau proses lelang ini melalui website www.ipse.jabarprov.go.id. Pihaknya berharap, terobosan itu secara bertahap bisa diikuti oleh seluruh SKPD di Kabupaten Kuningan, mengingat perlu adanya pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu bagi panitia e-procurement. Selainitu, penerapan LPSE ini akan mempercepar terwujudnya good governance seperti yang dicita-citakan Pak Bupati Aang.(rdr)


--==oOo==--


97% SISWA TIDAK LULUS TO UN


Angka mengejutkan diperoleh dari hasil penilaian pada try out UN 2009 tingkat SMP/MTs sewilayah timur Kuningan. Dari kegiatan yang diselenggarakan SMK 4 Model Patriot Ciawigebang tersebut, sebanyak 1.991 dari total 2.048 siswa dinyatakan tidak lulus atau mencapai 97,2 persen.

Berdasarkan keterangan panitia, nilai tertinggi dari TO tersebut untuk mata pelajaran bahasa Indonesia 8,57, bahasa Inggris 9,14, matematika 6,40, dan IPA sebesar 6,80. Tiga besar yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi adalah Siti Fatimah dari SMPN 1 Cidahu dengan nilai 7,17, disusul Triyana Dewi dari MTsN Sindangsari 6,84, dan Tria Fitri N dari MTs Sindangsari 6,59.

Ketua panitia TO, Andi Yulia Riadi SSos (29/3) menyebutkan, TO sebetulnya dilaksanakan dalam beberapa tahapan selama seminggu pada 16-22 Maret. Peserta TO terbilang banyak yang diikuti oleh 17 sekolah, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Itu merupakan hasil kerjasama sekolahnya dengan Primagama Jl Tuparev Cirebon.

Dikatakan Andi, selain masih banyaknya siswa yang tidak mencapai target kelulusan, banyak siswa yang salah mengisi LJK seperti dalam mengisi nama, kode soal, dan nomor peserta. Kebanyakan cara membulatkan isian LJK kurang hitam dan kurang penuh.

Sementara itu, Kepala SMK 4 Model Patriot, Drs H Iip Sabit MA menyatakan bahwa TO memiliki banyak tujuan. Disamping untuk mengukur kemampuan siswa SMP/MTs, juga untuk menyediakan wahana silaturahmi bagi mereka. Disamping itu sebagai pencitraan SMK menuju Kuningan kabupaten vokasional. Dengan kegiatan yang selenggarakan ini, mudah-mudahan para siswa bisa lebih siap menghadapi UN. Baik untuk menggiatkan belajar maupun persiapan dalam teknis pengisian LJK.(RDR)



--==oOo==--


HANYA 2 PENDERITA DBD



Masuknya 11 warga Desa/Kecamatan Mandirancan ke rumah sakit akibat suspect (diduga) terserang demam berdarah dengue (DBD), mendapat perhatian dari Pemkab Kuningan. Akhir pekan kemarin, Bupati H Aang Hamid Suganda didampingi Kepala Dinas Kesehatan drg H Kadaryanto MKes dan Kabag Humas Setda Drs Yudi Nugraha MPd mengunjungi Mandirancan. Bupati juga mendapat laporan soal penanganan DBD di wilayah tersebut dari kepala Puskesmas Mandirancan, dr Susi.

Kepada bupati dr Susi menjelaskan, warga Mandirancan yang positif terkena DBD ada dua orang. Itu berdasarkan surat soliditas dari RSUD Gunungjati Kota Cirebon. Dari surat yang masuk kepada kami, jumlah penderita bukan 11 seperti yang diberitakan di koran, tapi hanya 2 orang. Itu berdasarkan surat soliditas dari pihak rumah sakit.

Usai bertemu kepala puskesmas, bupati di hadapan warga meminta agar masyarakat secara bersama-sama menjaga kebersihan dan lingkungan. Terutama menggalakan pemberantasan sarang nyamuk (PSM) di lingkungannya masing-masing. Kegiatan PSM yang berkesinambungan, akan membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu, bupati juga meminta Dinkes dilakukan fogging (pengasapan).

Sementara itu, Kepala Dinkes drg H Kadaryanto didampingi dr H Asep S Hermana MMKes (29/3) mengatakan, kasus DBD di Mandirancan sudah diketahui dan pihaknya langsung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke desa tersebut oleh petugas puskesmas. Hasilnya, di harus dilakukan penanggulangan fokus agar tidak menyebar lebih luas. Salahsatunya dengan gerakan PSM di sekitar rumah penderita.

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan abatesasi pada 15 Maret dan 10 hari atau tepatnya 26 Maret baru dilakukan fogging. Berdasarkan hasil pemantauan, setelah dilakukan PSN dan abatesasi tidak ditemukan kasus baru atau positif DBD.

Lebihlanjut dikatakan, penanganan kasus demam berdarah di Mandirancan dinilai sudah sesuai prosedur tetap penanggulangan DBD. Setelah mendapat laporan hasil penyelidikan epidemiologi dari puskesmas, pihaknya langsung meminta kepala desa dan ketua RT serta RW agar membantu kelancaran penanggulangan. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan PSN dan abatesasi yang melibatkan masyarakat. Kedua cara itu dilakukan sebelum fogging.(rdr)


--==oOo==--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar