Senin, 02 Maret 2009

SEORANG NAPI NYARIS TEWAS MENENGGAK SERBUK BATU BATERAI BERACUN


Lapas Kelas IIA Kabupaten Kuningan, Minggu (1/3) dibuat panik. Seorang narapidana, Alendra (35), warga Kota Bogor yang terjerat pasal 365 kasus pencurian berlian itu nyaris tewas menenggak serbuk batu baterai beracun.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.30. Korban yang mendekam di sel nomor 30 bersama tiga rekan narapidana lainnya tiba-tiba ditemukan sudah tergeletak di lantai tahanan. Tubuhnya kejang-kejang, matanya melotot. Dari mulut dan kedua lubang hidung korban juga keluar cairan putih berbusa.

Di samping tubuh korban, terdapat sebuah gelas plastik yang berisi bekas cairan berwarna hitam. Dalam gelas itu masih terdapat sisa cairan serbuk baterai beracun, yang juga berwarna hitam. Selain itu, terdapat juga beberapa baterai yang sudah rusak.

Tiga rekan narapidana korban yang sekamar tahanan, kontan terkejut melihat kondisi korban. Mereka langsung berteriak meminta pertolongan petugas. Tak lama kemudian, beberapa petugas keamanan lapas datang dan memboyong korban ke klinik lapas.Namun, karena kondisi korban sudah cukup parah, petugas akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 45 Kuningan. Diduga korban nekat mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas alias bunuh diri, adapun penyebabnya, hingga berita diturunkan motif rencana bunuh diri korban masih belum jelas. Demikian dikatakan Kepala Keamanan Lapas Kelas II A Kuningan, Nuridin BcIP SH minggu kemarin.

Leih lanjut dikatakan, banyak karakter dan beragam masalah yang dihadapi napi di Lapas Kelas IIA Kuningan. Dari sekitar 500 napi, pihaknya tidak bisa mengetahui satu per satu masalahnya secara mendalam. Terkecuali napi tersebut mau membuka diri ke petugas.

Dokter pemeriksa RSUD 45, dr Eka Agustika menjelaskan hasil pemeriksaannya terhadap napi tersebut. Bahwa, serbuk baterai memang beracun. Namun tidak terlalu berbahaya apalagi sampai mengakibatkan kematian. Korban mestinya dirawat untuk observasi lanjutan. Tapi pihak Lapas tidak mau dirawat. (rdr)

--==oOo==--


PEMBALAP ASAL LEBAKWANGI TEWAS MENGENASKAN DI SIRKUIT



Pelajaran berharga bagi para pembalap. Akibat kurang hati-hati, seorang pembalap tewas dalam sesi latihan resmi Ikatan Motor Independen Kuningan (IMIK) Road Race Open Seri 1 Kapolres Cup, Minggu (1/3) di sirkuit Jalan Lingkar Baru, Kuningan. Pembalap nahas tersebut adalah Didin (25), warga Desa Sindangsinor, Kecamatan Lebakwangi. Korban diketahui anak seorang mantan kuwu di desanya. Kematian korban sangat mengenaskan. Kepalanya pecah dan wajahnya membiru. Darah pun keluar tak henti-hentinya dari mulut, hidung, dan telinga korban.

Untungnya, sesi latihan resmi pagi itu nyaris tanpa penonton. Sebanyak 180 starter atau pembalap dari berbagai daerah menunjukkan kemampuannya untuk bersaing menjadi juara IMIK Road Race Open Seri 1 Kapolres Cup. Deru suara balapan motor pun dimulai sejak pukul 09.00. Dengan motor balapnya, para pembalap menunjukkan aksi berani dan kecepatannya dalam mengendarai motor.

Setelah melewati tikungan cukup tajam di sebelah selatan sirkuit, satu pembalap yang berada pada posisi paling depan tiba-tiba terpeleset dan jatuh menggerus aspal. Tapi baju standar balapannya bisa menyelamatkan.Motor pembalap tersebut terpelanting ke tengah jalan. Akibatnya, saat terjatuh, korban yang berada di belakangnya tidak bisa menghindar dan langsung menghantam motor yang di depannya.

Akibat tingginya kecepatan, motor korban terpelanting ke samping, sedangkan korban melayang ke atas. Bak perenang terjun ke kolam, korban menukik dengan kepala di bawah hingga membentur aspal. Belum sampai di situ, dari arah belakang satu pembalap lainnya yang juga dalam kecepatan tinggi tidak bisa menghindari kecelakaan tersebut. Jatuhnya korban ke aspal kontan semakin parah karena kembali dihajar oleh motor pembalap lainnya. Darah segar langsung menyembur dari mulut korban. Disusul pendarahan dari lubang hidung dan telinga. Panitia, petugas keamanan, serta pembalap lainnya otomatis menghentikan latihan. Mereka panik dan ramai-ramai melarikan korban ke Rumah Sakit Wijaya Kusuma (RSWK). Karena sudah sangat kritis, pihak RS akhirnya merujuk ke Rumah Sakit (RS) Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon. Mungkin tidak kuat menahan derasnya pendarahan, saat sampai di RS Mitra Plumbon, korban sudah meninggal. Kematian korban pun sangat mengenaskan. Selain mengeluarkan banyak darah, kepalanya pecah dan kedua matanya membengkak.

Ketua IMIK, Yayan Olly kepada Radar di lokasi balapan, kemarin (1/3) mengungkapkan, Itu kecelakaan. pihaknya sudah membicarakan hal itu ke pihak keluarga korban, dan tidak ada masalah dengan keluarganya. Kematian korban tidak menghentikan kejuaraan IMIK Road Race Open Seri 1 Kapolres Cup. Kejuaraan rutin itu dilanjutkan meski dalam suasana berduka. Saat membuka road race, Kapolres AKBP Nurullah SH bersama puluhan anggota klub Harley Davidson dari Kuningan dan Cirebon menyampaikan rasa duka citanya. Kapolres memimpin doa agar korban mendapat tempat layak di sisi Tuhan.Ditekankan kapolres, sebelum aktivitas kita tidak boleh lepas dari doa. Apalah artinya kegiatan kita tanpa diawali doa. Kita juga harus tetap berhati-hati, khususnya dalam balapan ini. Para pembalap harus memakai baju standar agar saat terjatuh tidak terluka.(rdr)

--==oOo==--


RSWK GELAR PELATIHAN SERVICE EXCELLENCE



Untuk meningkatkan mutu pelayanan, Rumah Sakit Wijaya Kusumah (RSWK) Kuningan menggelar pelatihan service excellence (layanan prima). Pelatihan diikuti seluruh karyawan dan jajaran manajemen rumah sakit yang dibagi dalam tujuh angkatan. Sabtu (28/2), termasuk angkatan kelima yang diikuti 35 peserta.

Direktur RSWK, Dr Agus Fauzan Sunajadjie MARS mengatakan, dalam pengelolaan rumah sakit, pihaknya ingin meningkatkan pelayanan untuk memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarganya. Selama ini, pemberian pelayanan prima hanya didengung-dengungkan, tanpa ada pembekalan yang cukup.Untuk itu, sebagai pembekalan terhadap seluruh karyawan rumah sakit, pelatihan itu diharapkan ke depan keluhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit berkurang.

Sementara itu, pihak rumah sakit mengundang trainer yang cukup terkemuka, yaitu Budhi Santoso yang kebetulan menjabat kepala Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Kuningan. Dengan retorika komunikasi yang baik, Budhi memberikan pemahaman pentingnya pelayanan prima terhadap para peserta.Berdasarkan penelitian, konsumen atau pun pelanggan merasa puas atau tidak, 70 persennya dikarenakan faktor pelayanan kami. Baiknya pelayanan tergantung dari sikap melayani dan tindakan melayani. Persentase akibat sarana prasarana lebih kecil dibandingkan dengan itu.

Lebih lanjut dikatakan, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumen menurut seorang ahli Moison, Walter, dan White. Di antaranya faktor keramahan, kecepatan, dan memperhatikan kebutuhan pasien berikut para pengunjungnya. Tidak hanya itu, kata dia, dalam menjaga kualitas layanan prima, sebuah perusahaan perlu melakukan beberapa tindakan.Seperti menjaga hubungan interpersonal yang baik dan konsisten. Lalu memahami harapan, keinginan dan kepercayaan customer. Berkomunikasi dengan gaya, bahasa, dan karakter. Membangun atau mengelola hubungan secara persuasif. Serta luar biasa dalam komunikasi dan mempengaruhi orang lain, sehingga mereka merasa aman dan nyaman.Selain itu, menganjurkan agar pemberian sikap dan tindakan pelayanan tersebut terus dilakukan secara berulang-ulang. Itu agar sikap tersebut menjadi kebiasaan dan tradisi yang melekat pada pribadi yang prima. (rdr)


--==ooo==--

PENGCAB PESIK DIDESAK MUSKAB


Dianggap masa jabatannya sudah habis, desakan agar pengurus Pengcab PSSI Pesik Kuningan segera menggelar musyawarah kabupaten (mukab) untuk memilih pengurus baru semakin kencang. KONI sendiri telah melayangkan surat kepada Pengcab Pesik untuk segera melakukan muskab.

Ketua Harian KONI Kabupaten Kuningan, Drs H Didi Sutardi MM blum lama ini, membenarkan bahwa masa kepengurusan Pengcab PSSI Pesik sudah habis sejak Juni 2008. Karena itu, pihaknya telah mengirimkan surat yang isinya meminta pengurus Pesik melakukan muskab untuk memilih pengurus baru. Surat itu dikirim begitu masa jabatan pengurus lama habis.

Dikatakan, muskab diperlukan agar agenda pembibitan dan pemain tidak terputus. Apalagi saat ini Pesik berlaga di Divisi I Liga Indonesia yang memerlukan pemain lokal yang tertempa di kompetisi lokal.rdr)

--==oOo==--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar