Senin, 16 Februari 2009

KELUARGA PERLU SOSIALISASI KONVERSI GAS

Menjaga kemungkinan kenaikan harga minyak dunia, pemerintah menggulirkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas. Sebab, dengan naiknya harga minyak dunia dikhawatirkan akan berdampak pada meningkatnya subsidi pemerintah pada pemakaian BBM khususnya subsidi mitan. Karena selama ini, sebagian besar rumah tangga menggunakan minyak tanah untuk keperluan memasak.

Kabid Inkom pada Badan Komunikasi Kearsipan dan Perpustakaan (BKKP), Drs Dedi Kusnadi MSi mengatakan, kebijakan progam pengalihan penggunaan minyak tanah menjadi elpiji dengan dasar pertimbangan elpiji untuk rumah tangga dinilai praktis, dan efisien bagi para penggunanya. Disamping dapat menghemat subsidi BBM. Lebih lanjut dikatakan, ada beberapa keuntungan bagi masyarakat dalam penggunaan elpiji. Yakni memasak lebih cepat, praktis dalam penggunaan, bersih tidak berasap. Kemudian juga tidak membuat kotor tembok dan peralatan dapur, ramah lingkungan, dan lebih hemat dibandingkan minyak tanah.

Di Kuningan, saat ini sudah mulai dilaksanakan pembagian kompor dan tabung gas epiji 3Kg kepada masyarakat melalui pemerintah desa dan kelurahan masing-masing. Hal yang harus diantisipasi, kata Dedi, masih terdapat sebagian kecil masyarakat yang masih ragu dan khawatir untuk beralih ke elpiji. Mereka terpengaruh dengan seringnya pemberitaan di media khususnya TV yang menayangkan kejadian meledaknya kompor gas.

Fenomena tersebut tidak menutup kemungkinan masyarakat yang trauma dengan pemberitaan media sehingga tidak mau beralih ke gas. Bahkan bisa jadi masyarakat menjual tabung dan kompor gas pemberian pemerintah kepada oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Sementara dengan kebijakan konversi ke elpiji, pemerintah akan menghentikan pasokan minyak tanah. Sekalipun ada, harganya akan tinggi karena tidak lagi disubsidi.

Untuk menghindari terjadinya jual beli tabung gas 3 Kg bantuan pemerintah, lanjut Dedi, diperlukan adanya peran serta semua pihak dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para tokoh masyarakat. Sosialiasi yang diperlukan menyangkut kebijakan pemerintah tentang konversi, keuntungan-keuntungan pengguna elpiji, demo cara penggunaan kompor gas, cara penanggulangan kemungkinan kecelakaan.
Hal tersebut diharapkan masyarakat yang masih ragu dan takut menggunakan elpiji dapat memahami serta bersedia memakai elpiji. Sehingga pada akhirnya, mereka menjadi akrab dan terbiasa dengan penggunaan elpiji sebagai pengganti minyak tanah. (Rdr)



BUPATI SIDAK PASAR CILIMUS


Bupati H Aang Hamid Suganda untuk melihat keseharian masyarakat yang dipimpinnya. Kemarin (16/2), bupati didampingi Kabag Humas Drs Lili Suherli MSi melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Cilimus. Keberanian bupati menemui pedagang layak dipuji karena pedagang di pasar tersebut sedang bergejolak.

Penyebabnya, pasar barat akan dibongkar dan dibangun dua tingkat. Para pedagang sendiri telah berkali-kali meminta agar pasar barat tidak dibongkar, sampai melakukan aski unjuk rasa ke dewan, belum lama ini. Meski begitu, pemkab tetap bersikukuh membangun pasar agar lebih enak dipandang mata dan teratur. Apalagi Cilimus merupakan pintu gerbang Kabupaten Kuningan.

Dalam sidaknya, bupati menemui pedagang dan sempat makan di dalam pasar, menyapa para pedagang dan disambut antusias para pedagang. Bupati juga meninjau pasar darurat yang akan digunakan para pedagang. Sebelum menemui para pedagang, Bupati sempat ikut apel pagi bersama siswa di halaman SMAN 1 Cilimus.Menurut Bupati, Pembangunan pasar tetap akan berjalan sesuai rencana. Soal harga, pihaknya sudah meminta kepada investor untuk tidak terlalu mahal atau terjangkau oleh para pedagang. Jadi para pedagang jangan khawatir soal harga, karena pemerintah juga sangat memperhatikan dan mempunyai hitungan yang jelas.

Bupati menambahkan, pihaknya merasa prihatin dengan kemajuan Cilimus yang mandek serta kalah dengan kecamatan lainnya. Karena itu bupati, tergerak untuk membangun Cilimus agar lebih indah dan bersih serta enak dipandang. “Program pemerintah harus jalan. Boleh dikoreksi tapi jangan sampai mengganggu proses pembangunan,” .

Diakhir pembicaraannya, bupati mengundang perwakilan pedagang untuk datang ke kantornya membahas pasar serta solusinya. Kendati begitu, bupati Aang tetap pada pendiriannya, pembangunan pasar akan terus berlanjut sesuai rencana. Dari hasil peninjauannya, pasar darurat yang dibangun investor juga sudah cukup layak.(rdr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar