Kamis, 26 Februari 2009

PENGGUNAAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI



USAI memetik pelajaran berharga mengenai kawasan agropolitan sekaligus mengadopsi mekanisme penarikan pendapatan daerah dari tower telekomunikasi, tim intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah yang dipimpin Plt Sekda Drs H Djamaludin Noor MM meluncur ke Desa/Kecamatan Pulosari. Desa ini terletak sekitar 50 km dari Kota Pemalang.

Di wilayah itu, selain terdapat banyak budi daya aneka bunga, juga ada kegiatan masyarakatnya yang sangat sederhana tapi unik dan produktif. Yakni mengumpulkan kotoran sapi untuk dijadikan biogas. Kegiatan itu dilakukan oleh sebagian besar warga Desa Pulosari.

Tim yang tertarik sejak mendengar informasi unik itu langsung melihat proses serta manfaat kotoran sapi bagi masyarakat Desa Pulosari. Ternyata bermodalkan satu atau dua ekor sapi, warga bisa menciptakan biogas. Kemudian biogas digunakan sebagai energi untuk penerangan lampu dan bahan bakar pengganti minyak tanah.

Caranya juga sangat sederhana. Setiap kotoran sapi dikumpulkan di sebuah lubang berukuran cukup panjang hingga berbentuk cairan. Lantas lubang panjang tersebut ditutup plastik tebal. Lama kelamaan plastik mengembung dengan sendirinya, per tanda biogas sudah tercipta dan siap disalurkan.

Dari lubang itu terdapat pipa kecil yang sudah dipasang terlebih dulu. Pipa panjang itu untuk mendistribusikan biogas sesuai target penggunaan. Ada yang ke kompor gas, juga lampu petromak, serta lampu lainnya. Hanya dengan sedikit kreativitas pembuatan pemantik pada kompor gas misalnya, kompor bisa menyala layaknya kompor gas elpiji. Begitupula lampu petromak, saat dipancing api menyala dengan sendirinya. Itu bisa menghemat biaya 30 hingga 50 persen. Biogasnya pun awet, sehingga lampu untuk penerangan dan kompor biogas bisa digunakan setiap saat. Hal itu dijelaskan Penyuluh Pertanian Kecamatan Pulosari, Ir Nurul Ashar.

Plt Sekda Kuningan, Drs Djamaludin Noor MM mengaku sangat tertarik dengan kreativitas warga Pulosari, Pemalang. Pihaknya berencana akan menerapkan kreativitas ternak sapi menjadi penciptaan biogas untuk penghematan biaya rumah tangga. Pemkab Kuningan sendiri memiliki potensi peternakan sapi di sejumlah wilayah. Seperti Desa Jatisari, Kecamatan Subang, Desa/Kecamatan Cimahi, dan Desa/Kecamatan Cigugur. Tapi semua itu kembali pada kebijakan pemerintah, serta kemauan masyarakat untuk melaksanakannya.(rdr)



--==oOo==--


SOSIALISASI PEMILU DI DAPIL 3 KUNINGAN



Kepala Kajari Kuningan dan Ketua KPU Kabupaten Kuningan, belum lama ini (24/2) melaksanakan sosialisasi, penyuluhan Hukum dan penerangan Hukum Pemilu DPR, DPD dan DPRD Kabupaten Kuningan tahun 2009 se dapil 3 bertempat di Gedung serbaguna Desa Gersik Kecaatan Ciawigebang.

Kepala kajari Kabupaten Kuningan Siti Utari SH,MH dalam penjelasannya antara lain mengatakan, pemilu sudah diabang pintu. Untuk itu, pihaknya meminta kepada semua komponen khususnya PPK, PPS dan KPPS yang merupakan ujung tombak, senantiasa hati-hati dalam melaksanakan tugas sesuai dengan aturan, UU yang telah ditetapkan. Bagi siapa saja yang melanggar akan ditindak sesuai hukum yang telah ditetapkan.

Sementara Ketua KPU Kabupaten Kuningan Endun Abdul Haq M.Pd dalam pengarahannnya kepada semua komponen masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih untuk datang ke TPS, untuk menggunakan haknya memilih wakil wakil di DPR. DPD dan DPRD. Pilihan kita menentukan nasib kita kedepan.(ws)



--==oOo==--


BENCANA ALAM TANAH LONGSOR



Pada hari Senin(23/2), telah terjadi bencana alam tanah longsor dan banjir bandang sungai cisanggarung, akibat curah hujan yang tinggi secara terus menerus, mengakibatkan beberapa desa di kecamatan Meleber tertimpa longsor.

Menurut pantauan kuningannews, desa-desa yang tertimpa musibah diantaranya :

1. Desa padamulya ada 7 rumah tertimpa longsor, yaitu di dusun Singkup 3 rumah dan dusun cimulya 4 rumah serta bahu jalan sepanjang 30 meter terkena longsor di jalur padamulya-seklok dusun mulya. kerugian diperkirakan mencapai Rp. 40.000.000,-

2. Desa Mekarsari 3 rumah terkena longsor tepatnya di dusun muhara, dan sawah milik warga seluas sekitar 7 Ha terkena luapan air sungai cisanggarung. kerugian ditaksir sekitar Rp. 5.000.000,-

3. Desa Cipakem sekitar 14 rumah teranacam longsor tepatnya berlokasi di dusun cikandang, cisampih dan dusun minggu.

4. Desa garahaji, sawah milik warga di sepanjang aliran sungai yang siap panen sekitar 8 Ha terkena luapan air sungai cisanggarung.

Camat Maleber Drs. Kamil Nurjaman MSi menjelaskan, upaya yang telah dilakukan pihaknya bersama masyarakat antara lain, bergotong-royong memberesken puing-puing bangunan dan mengeruk lumpur di jalan dan rumah yang terkena longsoran. Kagiatan lainnya yakni memasang logur dari pohon bambu untuk pengamanan sementara jalan yang terkena akibat longsor, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap timbulnya bencana susulan.(ws)


--==oOo==--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar